Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan penjelasan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menjelaskan hal itu dalam website who.int pada 26 November 2021.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa COVID-19 varian Omicron baru ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, dan menamainya menggunakan huruf Yunani “Omicron”.
Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan.
Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan VOC lainnya. Jumlah kasus varian ini meningkat di hampir semua provinsi di Afrika Selatan.
Terkait hoaks seputar covid-19 varian Omicron juga pernah ditulis Cek Fakta Liputan6.com sebelumnya. Anda bisa melalui link berikut ini…
Khusus di Indonesia, varian Omicron ini sudah mendominasi kasus. Hal itu dijelaskan WHO dalam artikel yang sudah ditulis Liputan6.com pada 17 Februari 2022 berjudul “WHO Sebut Varian Omicron BA.1 dan BA.1.1 Paling Dominan di Indonesia”. Berikut isi artikel tersebut:
“Liputan6.com, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut varian Omicron jenis BA.1 dan BA.1.1 termasuk yang paling dominan di Indonesia. Laporan ini termaktub dalam Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Report – 87 yang terbit per 16 Februari 2022.
Garis keturunan (varian Omicron) BA.1 dan BA.1.1 adalah yang paling dominan di Indonesia, tulis WHO sebagaimana laporan yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 17 Februari 2022.
Selain BA.1 dan BA.1.1, WHO juga mencatat, garis keturunan varian Omicron (dari garis keturunan induk B.1.529) telah diidentifikasi di Indonesia, yakni BA.2 dan BA.3. Artinya, sudah ada empat subvarian Omicron yang terdeteksi di Indonesia.
Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) per 13 Februari 2022 yang dihimpun WHO, sebaran subvarian Omicron BA.1 di Indonesia hampir mencapai 90 persen, terutama rentang 17-31 Desember 2021.
Subvarian Omicron BA.1.1 bahkan yang paling mendominasi, sudah di angka 100 persen sejak ditemukan varian Omicron sejak 16 Desember 2021 sampai sekarang. Sementara itu, garis keturunan Omicron BA.2 memiliki banyak mutasi karakteristik dengan garis keturunan BA.1, menurut bukti yang tersedia saat ini.”