Berdasarkan hasil penelusuran, artikel yang berisi klaim dari mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari yang menyatakan bahwa Covid-19 sebagai senjata biologi yang direkayasa di laboratorium Amerika Serikat di Ukraina merupakan klaim yang menyesatkan.
Faktanya, klaim tersebut tidak terbukti. Ukraina punya puluhan laboratorium kesehatan umum yang fokusnya adalah meneliti dan memitigasi ancaman penyakit berbahaya bukan untuk senjata biologi.
Dilansir dari Tempo yang mengutip Politifact, organisasi pemeriksa fakta di bawah Poynter Institute, ada sejumlah laboratorium di Ukraina yang didukung oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, dan Organisasi Kesehatan Dunia. Tapi laboratorium ini bukan untuk senjata biologi, melainkan laboratorium yang bekerja untuk meneliti mikroorganisme penyebab penyakit (patogen), termasuk yang menyebabkan antraks, wabah, dan demam berdarah pada manusia. Mereka juga mempelajari virus yang menyerang burung dan babi.
Laboratorium semacam itu tidak lantas membuat mereka memiliki fasilitas senjata biologi. Hampir setiap negara memiliki laboratorium untuk menangani ancaman mikroba penyebab penyakit, dan beberapa di antaranya sangat mematikan.
Departemen Pertahanan AS mengatakan pada 11 Maret bahwa ketika serangan Rusia dimulai, “Kementerian Kesehatan Ukraina secara bertanggung jawab memerintahkan pembuangan sampel yang aman dan terjamin. Tindakan ini membatasi bahaya pelepasan patogen yang tidak disengaja jika laboratorium diserang oleh militer Rusia.”
Selain itu dilansir dari BBC, AS menegaskan tuduhan Rusia “benar-benar tidak masuk akal” dan Rusia sedang menciptakan narasi bohong untuk membenarkan rangkaian tindakannya di Ukraina.
Rusia menuduh AS dan Ukraina mengerjakan “patogen-patogen dan berbagai infeksi berbahaya” di 30 laboratorium yang tersebar di seantero Ukraina. Patogen adalah mikroorganisme yang bisa menyebabkan penyakit. Ukraina punya puluhan laboratorium kesehatan umum yang fokusnya adalah meneliti dan memitigasi ancaman penyakit berbahaya.
Beberapa laboratorium ini menerima pendanaan dan sokongan lain dari AS, Uni Eropa, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seperti terjadi di banyak negara lainnya. Rusia mengeklaim bahwa itu adalah laboratorium-laboratorium “rahasia”, namun rincian mengenai keterlibatan AS bisa ditemukan pada laman Kedutaan Besar AS.