Sebagian Benar, Konten tentang Tentara Israel Menangkap Anak dan Perempuan Palestina

Tempo menverifikasi unggahan itu menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google. Ditemukan bahwa sebagian potongan video sama dengan berita terkait kekerasan tentara Israel (IDF) terhadap warga Palestina. Berikut hasil penelusurannya:
Video 1

Video tersebut diawali memperlihatkan seorang tentara yang menuntun paksa seorang anak, dengan menarik lengannya, sambil menelepon. Video itu sama dengan yang diunggah website Palsolidarity.org pada 23 April 2014.
Website tersebut dioperasikan organisasi International Solidarity Movement (ISM) yang berusaha melindungi warga Palestina dengan melakukan demonstrasi, perekaman foto dan video kekerasan yang dialami warga, serta mempublikasikannya.
Anak dalam video itu bernama Rami Rajabi yang saat itu berusia enam tahun. Website memberi keterangan bahwa ia kedapatan melempar beberapa kerikil ke pos pemeriksaan Israel di Kota Hebron, Tepi Barat.
Kemudian tiga orang tentara Israel muncul dari gang dan mencengkeram lengannya, serta menariknya menuju pos pemeriksaan. Setelah mendapatkan tekanan dari para aktivis dan penduduk lokal, tentara Israel melepaskan anak tersebut.
Video 2

Pada detik ke-13 video memperlihatkan dua orang tentara membopong paksa seorang anak yang tampak memberontak dan menangis. Video yang sama juga didapatkan di website Palsolidarity.org pada 2 Oktober 2014.
Anak dalam video adalah salah satu dari pelajar yang sekolahnya diserang granat, gas air mata, dan granat kejut oleh tentara Israel pada akhir Agustus 2014. Anak-anak juga dilaporkan mendapat serangan dalam perjalanan berangkat dan pulang sekolah di salah satu pos pemeriksaan Kota Hebron.
Sebagian anak-anak itu pun berusaha membalas dengan melemparkan batu ke pos pemeriksaan. Awal September 2014 seorang anak berusia tujuh tahun ditahan dan tiga lainnya ditangkap oleh tentara Israel. Sampai awal Oktober 2014, tentara Israel kerap melontarkan granat kejut dan gas air mata ke arah anak-anak sekolah tersebut.
Video 3

Pada detik ke-22 video yang beredar memperlihatkan seorang perempuan berkacamata dan berkerudung putih ditarik orang berseragam sampai jatuh. Video yang sama ditemukan salam salah satu berita dari media asal Qatar, Aljazeera.net pada 21 September 2015.
Berita itu menyatakan, video menampilkan serangan pasukan pendudukan Israel terhadap warga Palestina di Kota Tua Yerusalem. Pasukan Israel dalam video mencegah perempuan tersebut menuju Masjid Al Aqsa.
Serangan itu terjadi setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam warga Palestina yang melempar batu atau bom molotov. Benjamin menyebut hal itu sebagai serangan mematikan dan mengatakan akan memberi hukuman penjara selama beberapa tahun untuk pelakunya.
Video 4

Video yang beredar pada detik ke-44 memperlihatkan seorang anak laki-laki yang berteriak saat pakaiannya tertarik. Menurut media yang menayangkan berita dan opini terkait isu Palestina, Israel dan Amerika Serikat, bernama Mondoweiss.net, hal itu terjadi di Tepi Barat, awal tahun 2015.
Berita menjelaskan remaja Palestina yang ada dalam video bernama Hamza Abu Hashem yang saat itu berusia 16 tahun. Video direkam kamera helm tentara Israel. Tentara juga memerintah anjing elit terlatih mereka untuk menyerang anak laki-laki itu hingga berteriak sebagaimana diperlihatkan dalam video.
Video 5

Pada menit ke-1 video yang tersebar itu memperlihatkan seorang pria berseragam memukul muka seseorang di depannya, menggunakan senjata api laras panjang. Media asal Belgia bernama La Libre memberitakan kejadian dalam video itu, dengan mengutip beberapa sumber, pada 16 April 2012.
Video itu menunjukkan seorang tentara Israel yang memukul seorang aktivis kemerdekaan Palestina asal Denmark bernama Andreas (20). Tentara bernama Letnan Kolonel Shalom Eisner itu pun dihukum skors setelah videonya viral dan memantik banyak kecaman.
Dilansir Reuters, 20 Juni 2013, Badan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pernah melontarkan tuduhan adanya penyiksaan oleh tentara Israel terhadap anak-anak Palestina, termasuk yang ditahan. Tuduhan itu mengatakan anak-anak itu juga dijadikan tameng hidup.
Kebanyakan akan-anak yang ditahan ialah, mereka yang ditangkap karena melempar batu, yang menurut hukum Israel bisa dikenai penjara dua puluh tahun. Sejumlah pengakuan tentara Israel mengkonfirmasi terjadinya penangkapan anak yang sering dilakukan secara sewenang-wenang.
Baru-baru ini, Badan HAM PBB kembali melontarkan tudingan bahwa tentara Israel telah menahan ribuan warga Israel secara rahasia dan memperlakukan mereka dengan buruk, disertai penganiayaan, sebagaimana diberitakan Voanews.com, 19 Januari 2023.
Hasil wawancara mereka terhadap korban menghasilkan sejumlah keterangan, di antaranya penahanan itu terjadi sekitar 30 sampai 55 hari. Sebagian dari mereka dilepaskan dalam kondisi mata ditutup dalam beberapa hari, dan hanya mengenakan pakaian dalam di cuaca dingin. Pihak Israel tidak menanggapi permintaan wawancara.
“Mereka (korban) menggambarkan (mendapatkan) pemukulan, penghinaan, perlakuan buruk dan apa yang mungkin termasuk penyiksaan,” kata perwakilan OHCHR di Wilayah Pendudukan Palestina, Ajith Sunghay.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *