KOMPAS.com – Pesepak bola asal Portugal Diego Jota meninggal dunia dalam kecelakaan di Provinsi Zamora, Spanyol pada Kamis, 3 Juli 2025. Dia meninggal bersama adiknya, Andre Silva, setelah mobil yang dikendarainya meletus.
Jenazah Diogo Jota dan Andre Silva dimakamkan di kampung halamannya, Gondomar, Portugal pada 5 Juli 2024.
Di media sosial kemudian muncul unggahan yang diklaim menampilkan momen Ronaldo tiba di Portugal menggunakan jet pribadi untuk menghadiri pemakaman Jota.
Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut tidak benar atau hoaks.
Video yang mengeklaim Ronaldo tiba di Portugal menggunakan jet pribadi untuk menghadiri pemakaman Jota salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam video, Ronaldo tampak turun dari sebuah pesawat. Berikut keterangan teks yang disampaikan dalam video:
Dengan jet pribadi, Dari Arab Saudi Cristiano Ronaldo Tiba di Portugal utk pemakaman Rekan setimnas Portugal Diogo JOTA
Setelah ditelusuri, video yang diklaim menampilkan Ronaldo tiba di Portugal dengan jet pribadi identik dengan unggahan di kanal YouTube klub Serie-A, Juventus pada 2018.
Video itu adalah momen ketika Ronaldo tiba di Turin, Italia usai direkrut oleh Juventus.
Dikutip dari Sky Sport, Ronaldo didatangkan Juventus dari Real Madrid pada 2018 dengan biaya transfer sekitar 105 juta Euro. Ia dikontrak selama empat tahun oleh Juventus.
Sementara itu, Ronaldo tidak hadir dalam pemakaman Jota. Menurut laporan media Portugal, A Bola, alasan Ronaldo tidak hadir yakni karena khawatir akan menimbulkan perhatian berlebih saat acara berlangsung.
Ronaldo disebut telah berbicara secara langsung dengan pasangan Jota, Rute Cardoso, dan kedua orangtua Jota soal ketidakhadirannya itu.
Dikutip dari Marca kakak Ronaldo Katia Aveiro menjelaskan bahwa adiknya mengalami pengalaman tidak menyenangkan saat ayahnya meninggal pada 2005.
Saat itu, Ronaldo yang berduka dihadapkan dengan banyaknya penonton dan kamera saat pemakaman sang ayah berlangsung.
“Tentang rasa sakit, keluarga, dan dukungan nyata… Anda tidak akan pernah tahu apa artinya sampai Anda mengalaminya. Ketika ayah saya meninggal, selain rasa sakit karena kehilangan, kami harus menghadapi banyaknya kamera dan penonton di pemakaman,” tulis Katia.