Menteri Kesehatan, Budi Gunawan baru-baru ini mengeluarkan pernyataan akan mewajibkan vaksin kanker serviks dan diberikan secara gratis. Sebelum itu, mari kita cari tahu lebih lanjut yuk mengenai kanker serviks dan vaksinnya.
Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi akibat infeksi human papillomavirus (HPV) yang berkembang di area serviks/ leher rahim.
Kejadian kanker serviks di Indonesia masih menjadi penyakit kanker dengan jumlah penderita terbesar kedua setelah kanker payudara. Angka kejadian kasus baru kanker serviks sesuai data GLOBOCAN,2020 untuk wanita di Indonesia berkisar 36.633 kasus (17.2%) dengan angka kematian 21.003 kasus (9.0%), urutan terbesar ketiga setelah kanker paru dan kanker payudara.
Wanita berusia di atas 15 tahun merupakan populasi berisiko tinggi terkena kanker serviks dan kelompok usia terbanyak yang menderita kanker serviks adalah wanita usia 25-64 tahun. Ada beberapa faktor yang menyebabkan infeksi HPV, seperti: aktivitas seksual pada usia muda, berhubungan seksual dengan multipartner, merokok, mempunyai anak banyak, sosial ekonomi rendah, pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif), penyakit menular seksual, dan gangguan imunitas.
Mengapa harus divaksinasi?
Vaksinasi HPV merupakan bentuk perlindungan spesifik terhadap kanker serviks yang diberikan pada saat belum terinfeksi dan mempunyai kemampuan proteksi >90%. Saat ini ada dua vaksin HPV yang beredar di pasaran, yaitu Cervarix dan Gardasil. Vaksin HPV ini telah terbukti membantu memerangi kasus kanker serviks terutama di negara-negara maju dan dianggap mempunyai keamanan dan mekanisme proteksi yang baik dalam mencegah infeksi HPV, dibuktikan dengan berbagai penelitian yang masih terus dilakukan hingga saat ini.
Tujuan penggunaan vaksin kanker adalah untuk merangsang produksi antibodi yang dapat menghambat infeksi virus yang menyebabkan timbulnya sel-sel kanker atau untuk mengeliminasi sel-sel yang abnormal dengan cara meningkatkan respon imun tubuh. Cara vaksin kanker meningkatkan respon imun adalah dengan menimbulkan respon imun sehingga apabila ada invasi miroorganisme yang masuk akan segera dikenali dan dimusnahkan.
Dengan demikian, bila virus HPV yang bertanggung jawab terhadap proses terjadinya sel kanker dapat dicegah, maka terbentuknya sel kanker itupun akan dapat dihindari.