Menurut Ahli Onkologi, Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, bahan-bahan dari alam seperti daun-daunan maupun kulit kayu dari pohon tertentu bagus untuk mendukung pengobatan. Namun pengobatan herbal tidak menggantikan terapi yang telah terstandar seperti kemoterapi.
“Kalaupun ada zat-zat yang bermanfaat menekan laju kanker dalam bentuk alamiah, mereka itu terlalu lemah untuk membunuh sel-sel kanker yang sudah jadi. Masih harus dimurnikan melalui proses panjang dan uji klinis,” kata Aru kepada Tempo, Senin, 27 November 2023 melalui pesan singkat.
Sebagai pencegahan, Aru melanjutkan, daun-daunan tersebut baik untuk dikonsumsi sebagai bagian dari kebiasaan gaya hidup. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran (bukan hanya nangka) setiap hari akan dapat menurunkan kemungkinan terkena kanker payudara sebesar 30 persen.
Guru besar dari Universitas Indonesia Prof, Dr Zubairi Djoerban, SpD, KHOM menjelaskan, dari sejumlah jurnal kesehatan, memang disebutkan sejumlah kandungan buah nangka yang bermanfaat bagi pengobatan. Namun agar bisa diakui sebagai obat kanker, membutuhkan proses yang panjang untuk membuktikan manfaatnya secara ilmiah, apa efek samping serta jumlah dosisnya. “Perlu tahapan berbasis bukti yang kuat,” kata Zubairi.
Dikutip dari situs jurnal kesehatan National center for Biotechnology Information ( NCBI ), Artocarpus heterophyllus Lam, yang umumnya dikenal sebagai nangka adalah buah klimaterik tropis. Ia termasuk dalam keluarga Moraceae, berasal dari Western Ghats di India dan umumnya ditemukan di Asia, Afrika, dan beberapa wilayah di Amerika Selatan. Nangka dikenal sebagai buah terbesar yang dapat dimakan di dunia.
Nangka kaya akan nutrisi termasuk karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan fitokimia. Biji dan daging buah nangka dikonsumsi dalam bentuk kari dan direbus, sedangkan daging buah yang sudah matang dapat dimakan langsung sebagai buah.
Beberapa bagian dari pohon nangka termasuk buah, daun, dan kulit kayu telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional karena memiliki efek antikarsinogenik, antimikroba, antijamur, antiinflamasi, penyembuhan luka, dan hipoglikemik.
Situs Cancer Centre For Healing melansir bahwa nangka kaya akan fitokimia, yang merupakan senyawa alami yang ditemukan dalam tanaman yang telah terbukti memiliki sifat melawan kanker.
Ada beberapa jenis fitokimia yang ditemukan dalam nangka, termasuk saponin, lignan, dan flavonoid. Senyawa-senyawa ini telah terbukti memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan anti-kanker.
Nangka diyakini memiliki sifat pencegah kanker dan telah dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker. Penelitian menunjukkan bahwa nangka mengandung fitokimia, yang merupakan senyawa alami yang ditemukan pada tanaman yang memiliki efek anti-kanker yang potensial. Selain itu, nangka kaya akan antioksidan, yang membantu melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Asian Pacific Journal of Cancer Prevention menemukan bahwa konsumsi nangka dapat menurunkan risiko kanker usus besar secara signifikan. Penelitian lain menunjukkan bahwa fitokimia yang ditemukan dalam nangka mungkin memiliki efek anti tumor dan membantu mencegah pertumbuhan sel kanker.
Hasil pemeriksaan unggahan yang mengklaim bahwa daun nangka bisa membasmi kanker dan tumor tanpa operasi dan kemo adalahsebagian benar.
Beberapa penelitian menunjukkan kandungan dalam nangka yang bisa membantu mengobati kanker, tetapi sifatnya mendukung pengobatan yang sudah standar dilakukan di rumah sakit.