Belimbing Manis dari Seorang Ibu

Belimbing

Seringkali saya menemukan situasi seseorang mencari pertolongan dan pengobatan, namun datang dengan cerita / gambaran yang membingungkan, tidak khas, atau bahkan membuat diri putus asa.

Cocokologi menjadi jalan pintas yang sering orang ambil, menghubungkan dan memaksakan keluhan seseorang dengan pengalaman sebelumnya. Pengalaman yang mungkin berhubungan dengan penyakit yang sudah dikuasai A-Z nya, dari gejala sampai pengobatannya.

Tapi mungkin udara panas di Jogja hari ini membuat diri tidak terburu-buru dan memilih untuk mengambil pendekatan yang lebih tenang, memberikan urgent care yang dibutuhkan, sembari menggali hal-hal yang dapat mempertajam analisa.

Prinsip komunikasi antar personal (KAP) yang beberapa waktu belakangan ini dipelajari seakan muncul secara tidak sadar dan dilakukan. Mulai dari pengulangan nama ketika bertanya, kalibrasi seperti menggangguk, hingga komunikasi non verbal lainnya.

Siang itu sang Bapak bilang, keluhannya sudah membaik dan sebelum pulang sang Bapak menyempatkan berbisik, “nanti kalau saya ada yang mau ditanyakan, saya tanyakan ya besok-besok”.

Mendengarnya saya tenang, setidaknya sang Bapak semangat menghadapi hari esok meski penyakitnya sudah ia idap cukup lama.

Belimbing pada foto ini punya sang Ibu, sejak sang Bapak harus berobat kesana kemari dan tidak bisa bekerja, sang Ibu rajin memanen belimbing dan mengantarnya kepada pelanggan. “Mas disini sampai jam berapa? Tunggu saya ya, habis antar Bapak, saya kesini lagi”, ucap sang Ibu.

Pero es Dios quien sana. Tapi Tuhan-lah yang menyembuhkan.

dr. Aditya
Yogyakarta, 5 Mei 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *