Jakarta, 22 Juni 2023 – Dalam upaya meningkatkan pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul dalam rangka menjaga Keamanan Nasional, Portkesmas turut berperan dalam rapat terbatas yang diselenggarakan oleh Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas). Rapat ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan terkait pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) guna mendukung kebijakan pemerintah.
Acara tersebut diadakan di Kantor Setjen Wantannas, Jakarta Pusat, dan dihadiri oleh beberapa undangan termasuk perwakilan dari Portkesmas, yang diwakili oleh Direktur Eksekutif, dr. Basra Amru. Dalam diskusi tersebut, Basra memberikan rekomendasi pencegahan PTM melalui pendekatan tiga aspek yang disebut sebagai 3E (Enforcement/Kebijakan, Engineering/Rekayasa, dan Education/Pencerdasan).
Basra menekankan pentingnya melihat masalah PTM secara komprehensif, bukan hanya fokus pada kesadaran masyarakat dan promosi edukasi kesehatan. Ia menyoroti peran kebijakan pemerintah (Enforcement) sebagai elemen yang memegang peranan penting. Contohnya, kebijakan terkait cukai untuk minuman berpemanis yang telah terbukti berhasil membatasi konsumsi gula di negara lain. Selain itu, ia juga menyoroti pengaturan dan pengelolaan makanan serta minuman berpemanis di toko-toko sebagai aspek yang perlu diperhatikan dari segi rekayasa (Engineering).
Selanjutnya, Basra juga mengemukakan pentingnya peran pemerintah terhadap kader kesehatan yang ada. Ia menyatakan bahwa deteksi, pencegahan, dan pengobatan PTM bergantung pada kader yang bekerja di lapangan. Oleh karena itu, ia mengusulkan perlunya memberikan kepastian hukum dan insentif bagi kader sebagai tenaga pendukung kesehatan.
Basra juga mengangkat isu mengenai kurangnya regenerasi kader di masyarakat. Portkesmas mengakui peran penting kader dalam kesuksesan program kesehatan dan mengusulkan upaya untuk memastikan keberlanjutan dan pembentukan kader yang berkelanjutan guna mendukung program PTM. Salah satu ide yang muncul adalah pengalokasian dana BPJS yang biasanya digunakan untuk pengobatan penyakit tidak menular untuk kegiatan pencegahan PTM, seperti pembiayaan kegiatan kader dalam deteksi dan pencegahan.
Selain Portkesmas, rapat ini juga dihadiri oleh berbagai narasumber dan pemangku kepentingan terkait, antara lain Dr. Andi Amir Husry dari Universitas Satyagama, Laksma TNI (Purn) Dani Purwanegara dari Universitas Gadjah Mada, serta perwakilan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS/JKN), dan Kampung Sehat Holistik.
Melalui acara ini, diharapkan permasalahan terkait Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dapat diidentifikasi dengan baik untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam upaya pencegahan PTM. Selain itu, hasil diskusi akan diramu menjadi sebuah rekomendasi untuk diberikan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.