KOMPAS.com – Beredar video Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengkritik Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dalam video yang dibagikan akun Instagram ini, pada 9 Maret 2024, Gus Dur menyebut “KPU isinya maling”.
“Sampai pun kepada pemilu, kita tidak berani tegas. KPU isinya maling. Bagaimana kita ini, kayak begini ini,” kata Gus Dur.
Lantas, bagaimana konteks dari pernyataan itu?
Tim Cek Fakta Kompas.com mencermati pria berbaju hitam yang duduk di dekat Gus Dur adalah Emha Ainun Najib atau Cak Nun.
Kemudian, Kompas.com menelusuri video Cak Nun dan Gus Dur dalam satu panggung panggung.
Hasilnya, video dengan durasi lebih panjang diunggah oleh kanal YouTube Sis Andy, pada 9 September 2008, dengan judul “Cak Nun dan Kiai Kanjeng GO TO CAMPUS TRISAKTI”.
Video itu dibagi menjadi lima bagian, dengan masing-masing berdurasi 9 menit 18 detik.
Dalam video pertama disebutkan, acara yang dihadiri Cak Nun dan Gus Dur digelar di Universitas Trisakti, Jakarta, pada 10 Februari 2006.
Ucapan “KPU isinya maling” yang disampaikan Gus Dur ditemukan pada video ketiga. Ucapan itu merupakan bagian dari kritik Gus Dur terhadap reformasi yang tidak tuntas.
Menurut Gus Dur, Reformasi 1998 yang berawal dari gerakan mahasiswa tidak berhasil menciptakan sistem pemerintahan yang baru, sehingga hasilnya setengah-setengah.
“Akibatnya sekarang kita yang kepayahan. Pertama, kedaulatan hukum enggak ada. Karena apa? Karena tidak ada ketaatan kepada undang-undang dan peraturan-peraturan. Bahkan, koruptor aja tergantung kerelaan untuk diurus,” kata Gus Dur.
“Jadi semuanya itu serba tanggung gara-gara enggak ada sistem pemerintahan atau sistem politik yang baru. Sampai pun kepada pemilu kita tidak berani tegas. KPU isinya maling. Bagaimana kita ini kayak begini ini. Jadinya akhirnya enggak karu-karuan,” tutur dia.